MATERI (Inovasi Pemerintahan)
A. Pengertian Inovasi
Sutarno
(2012:132), inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan
jasa baru, dan tindakan menggunakan sesuatu yang baru.
B. Aspek-aspek Inovasi
a.
Pengetahuan Baru
Sebuah
Inovasi hadir sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat dalam sebuah sistem
sosial tertentu. Pengetahuan baru ini merupakan faktor penting penentu
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
b. Cara Baru
Inovasi juga
dapat berupa cara baru bagi individu atau sekelompok orang untuk memenuhi
kebutuhan atau menjawab masalah tertentu. Cara baru ini merupakan ini
merupakan pengganti cara lama yang
sebelumnya berlaku.
c. Objek
Baru
Sebuah
inovasi merupakan objek baru bagi penggunanya, baik berbentuk fisik (berwujud/tangible)
maupun yang tidak berwujud (intangible).
d. Teknologi
Baru
Invasion
sangat identik dengan kemajuan teknologi. Banyak contoh inovasi yang hadir dari
hasil kemajuan teknologi. Indikator kemajuan dari suatu produk teknologi yang
inovatif biasanya dapat dikenali dari fitur-fitur yang melekat pada produk
tersebut.
MATERI LANJUTAN (Inovasi Pemerintahan)
A.
Bagian-Bagian Inovasi
Inovasi dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian. Menurut Damanpour (Suwarno,2008:9), inovasi organisasi sebagai
gagasan atau perilaku baru dalam organisasi dapat berupa produk atau jasa yang
baru, teknologi yang baru, teknologi proses, sistem struktur dan administrasi
baru atau rencana baru bagi anggota organisasi. Dalam penerapannya inovasi
memiliki atribut yang melekat didalam inovasi tersebut.
B.
Atribut Inovasi
Atribut inovasi yang dimaksud
menurut Rogers (Suwarno, 2008:16-18), antara lain sebagai berikut:
(1) Relative
Advantage atau Keuntungan relatif, sebuah inovasi harus mempunyai
keunggulan dan nilai lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada
sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang
membedakannya dengan yang lain;
(2) Compatibility
atau Kesesuaian, inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau sesuai dengan
inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta
merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak
sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian proses transisi ke inovasi
terbaru. Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses
pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih cepat.
(3) Complexity
atau Kerumitan, dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat
kerumitan yang boleh menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi
sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih
baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi
masalah penting.
(4) Triability
atau Kemungkinan dicoba, inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji
dan terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi
yang lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji coba”,
dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari
sebuah inovasi.
(5) Observability
atau Kemudahan diamati, sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi
bagaimana ia bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
C. Faktor penghambat Inovasi
Menurut Suwarno (2008), Inovasi tidak terjadi secara mulus atau tanpa
resistensi. Banyak dari kasus inovasi diantaranya justru terkendala oleh
berbagai faktor. Biasanya budaya menjadi faktor penghambat terbesar dalam
mempenetrasikan sebuah inovasi. Hambatan inovasi diidentifkasi ada delapan
jenis. Salah satunya yang dimaksud dengan budaya risk aversion adalah budaya
yang tidak menyukai resiko. Hal ini berkenaan dengan sifat inovasi yang
memiliki segala resiko, termasuk resiko kegagalan.
D.
Level Inovasi
Level Inovasi Dalam mengkaji
inovasi, terdapat level inovasi yang mencerminkan variasi besarnya dampak yang
ditimbulkan oleh inovasi yang berlangsung. Muluk (2008:46) mengatakan kategori
level inovasi oleh Mulgan dan Albury terdiri dari incremental, radikal, sampai
transformative. Inovasi incremental berarti inovasi yang terjadi membawa
perubahan-perubahan kecil terhadap proses atau layanan yang ada. Inovasi
radikal merupakan perubahan mendasar dalam pelayanan publik atau pengenalan
cara-cara yang sama sekali baru dalam proses keorganisasian dan pelayanan. Inovasi
transformative atau sistemis membawa perubahan dalam struktur angkatan kerja
dan kerorganisasian dengan menstransformasi semua sektor, dan secara dramatis
mengubah keorganisasian.
E.
Proses Pengembangan Inovasi
Menurut Rogers, Inovasi bukanlah
dapat dicapai dengan begitu mdahnya, melainkan membutuhkan proses yang panjang. Rogers menyatakan bahwa inovasi
memerlukan suatu proses pengembangan yang terdiri dari keputusan; aktivitas dan
dampak inovasi yang terjadi dalam pengenalan kebutuhan dan masalah; melalui
riset pengembangan, komersialisasi
inovasi; difusi dan adopsi inovasi, dan konsekuensi atau dampak inovasi.
F.
Kaitan Inovasi dan Teknologi
Inovasi erat kaitannya dengan
teknologi dan informasi, khususnya internet memiliki peranan terpenting dalam
meningkatkan transparansi. Richard Heeks dalam LAN (2007:98) mengelompokkan
manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Manfaat pada tingkat proses. Yakni, menghemat
biaya yaitu mengurangi biaya transaksi untuk akses informasi pemerintah dan mengirim
informasi ke pemerintah, mengurangi biaya bagi pemerintah untuk menyajikan
informasi.
b. Menghemat waktu, yaitu mempercepat proses
internal dan proses pertukaran data dengan instansi lainnya.
c. Mengurangi keterbatasan yakni, dimanapun dan
kapanpun informasi layanan pemerintah dapat diakses oleh masyarakat.
d. Keputusan yang lebih baik, yakni pemimpin dapat
mengontrol kinerja stafnya, mengontrol kegiatan, ataupun mengontrol kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar